.

I. PENDAHULUAN

Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa.

Lanjut usia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Adapun kategori lansia menurut usianya yaitu usia 45-59 tahun merupakan pra lansia, usia 60-69 tahun merupakan lansia muda, usia 70-79 tahun merupakan lansia madya, dan 80-89 tahun merupakan lansia tua. Proses penuaan pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur lansia, yang akan menimbulkan permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Oleh karena itu perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia sehingga lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Berdasarkan aspek kesehatan, lansia akan mengalami proses penuaan yang ditandai dengan penurunan pada daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit. Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia yakni penurunan sistem tubuh seperti sistem saraf, perut, limpa, dan hati, penurunan kemampuan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa, serta penurunan kemampuan motorik seperti kekuatan dan kecepatan. Berbagai penurunan ini berpengaruh terhadap kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan terhadap status kesehatannya. Data dari Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa penyakit yang banyak terjadi pada lansia yaitu Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM).

Selain berdampak pada kondisi fisik lansia, proses penuaan juga berdampak pada kondisi psikologisnya. Secara ekonomi, umumnya lansia dipandang sebagai beban daripada sumber daya. Sedangkan secara sosial, kehidupan lansia dipersepsikan negatif yaitu dianggap tidak banyak memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat. Stigma yang berkembang di masyarakat tersebut membuat lansia mengalami penolakan terhadap kondisinya dan tidak bisa beradaptasi di masa tuanya, sehingga akan berdampak pada kesejahteraan hidup lansia.

Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia diperlukan untuk mewujudkan lansia yang sehat, berkualitas, dan produktif di masa tuanya. Pelayanan kesehatan pada lansia harus diberikan sejak dini yaitu pada usia pra lansia (45-59 tahun). Pembinaan kesehatan yang dilakukan pada lansia yaitu dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang harus dihindari untuk mencegah berbagai penyakit yang mungkin terjadi. Kemudian perlu juga memperhatikan faktor-faktor protektif yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia.

Upaya yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia antara lain pelayanan geriatri di rumah sakit, pelayanan kesehatan di puskesmas, pendirian home care bagi lansia yang berkebutuhan khusus, dan adanya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Pelayanan kesehatan ini tidak hanya memberikan pelayanan pada pada upaya kuratif, melainkan juga menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif. Berbagai pelayanan kesehatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yang dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yang menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan lansia yang mencakup kegiatan yankes yang bertujuan untuk mewujudkan masa tua yang bahagia dan berdayaguna

Tujuan umum pembentukan posyandu lansia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia & berdaya guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat. Adapun secara khusus antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya

2. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menghayati dan mengatasi masalah kesehatan lansia secara optimal

3. Meningkatkan jangkauan yankes lansia

4. Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia

 

Posyandu lansia bisa menyediakan layanan kesehatan dasar, terutama yang bersifat preventif dan promotif untuk warga berusia lanjut. Dengan adanya Posyandu, kualitas hidup lansia di daerah yang bersangkutan diharapkan bisa meningkat dan risiko terjadinya keparahan penyakit akan berkurang. Lansia pun bisa hidup lebih tenang dan bahagia.

 

II. LATAR BELAKANG

 

Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/ Angka Harapan Hidup (AHH). Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit degeneratif yang terjadi khususnya di usia lanjut (diatas 60 tahun).

Lansia rentan mengalami penyakit yang berhubungan dengan proses menua salah satunya hipertensi (Mahmuda, 2015). Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada lansia di antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik. Sedangkan penyakit menular yang diderita adalah tuberkulosis, diare, pneumonia dan hepatitis.

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah arteri persisten sebesar 140/90 mmHg atau lebih baik sistol maupun diastol pada umur 18 tahun atau lebih. Hipertensi merupakan penyebab dari 4,5% beban penyakit dunia baik di negara berkembang, maupun di negara maju. Berbagai faktor risiko telah dihubungkan dengan terjadinya hipertensi.

Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik dan stress. Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat, terutama kolesterol yang menyebabkan kenaikan berat badan sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar. Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan ekstraseluler menyebabkan volume darah yang berdampak pada timbulnya hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang memiliki fenomena gunung es, yaitu angka morbiditas yang tidak diketahui lebih banyak dibandingkan dengan angka morbiditas yang diketahui oleh pusat pelayanan kesehatan. Hipertensi telah diketahui sebagai faktor risiko mayor terjadinya penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal dan myocardial infarct. Pengobatan yang tepat terhadap hipertensi telah memberikan angka signifikan terhadap penurunan risiko terjadinya stroke hingga sebesar 40% dan penurunan risiko terjadinya myocardial infarct sebesar 15%.

Berdasarkan data 10 besar penyakit di Puskesmas Cilebut pada bulan Juni 2019, penyakit hipertensi menduduki peringkat tiga terbesar, dengan besaran kasusnya adalah 13,77%. Meskipun penyakit hipertensi ini bukan merupakan penyakit menular namun penyakit ini penyumbang angka kematian yang cukup tinggi terutama pada kelompok usia lanjut.

Menyikapi kondisi tersebut di atas, Puskesmas Cilebut meluncurkan inovasi SEGAR KEMARI ( Sehat Bugar Sekarang dan Kemudian Hari ) merupakan upaya Upaya promotif dan preventif peningkatan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat dalam kehidupannya. Kegiatannya difookuskan pada pemberdayaan posyandu lansia yang meliputi pemeriksaan kesehatan, senam lansia, penyuluhan, konseling dan pemberdayaan lansia.

Upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia, khususnya dalam bidang kesehatan tentu melibatkan peran serta dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Selain itu, harus ada koordinasi yang efektif antara lintas program terkait di dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia. Oleh karena itu mellaui SEGAR KEMARI, kerjasama lintas sektor semakin dioptimalkan.

 

III. TUJUAN

1. Tujuan Umum

 

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya.

b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menyehatkan dan mengatasi kesehatan usia lanjut.

c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.

d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

 

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

 

Mekanisme pelayanan posyandu lansia dalam inovasi SEGAR KEMARI, disusun mengikuti mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu pada umumnya, dengan lima tahap kegiatan/ lima meja. Penyusunan ini antara lain bertujuan untuk memberikan pelayanana kesehatan yang prima terhadap mereka. Kegiatan pokoknya terdiri dari:

1. Pendataan anggota kelompok lansia sebelum pelaksanaan pelayanan yang dilakukan oleh kader.

 

2. Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia. Pada tahap ini dilaksanakan oleh kader dan dibantu oleh petugas kesehatan.

3. Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental yang dilakukan oleh petugas kesehatan

4. Pemeriksaan (Laboratorium Sederhana)

5. Pemberian penyuluhan dan konseling

6. Senam bugar lansia

7. Pemberdayaan lansia ( membuat makanan ringan)

 

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Jenis pelayanan kesehatan pada inovasi SEGAR KEMARI terdiri dari:

1. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit

2. Pemeriksaan ( laboratorium sederhana) di lakukan 6 bulan sekali

3. Senam bugar lansia

4. Pemberdayaan lansia (membuat makanan ringan)

5. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan

6. Penyuluhan

 

VI. SASARAN

1. Sasaran langsung meliputi pra lansia (usia 45-59 tahun), lansia (usia 60-69 tahun) dan lansia risiko tinggi (usia > 70 tahun)

2. Sasaran Tidak Langsung Antara Lain :

a. Keluarga Lansia

b. Masyarakat Lingkungan Lansia

c. Organisasi Sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan lansia

d. Petugas kesehatanyang melayanai kesehatan lansia

e. Petugas lain yang menangani kelompok lansia

f. Masyarakat luas

 

VII. JADWAL TAHAPAN INOVASI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tahapan Inovasi SEGAR KEMARI

Download File Lampiran
  0d3e9255224137ac318643839de895b2.pdf

Agenda Kegiatan