INOVASI DARING TB DI PUSKESMAS CIMANDALA
Tuberkulosis atau TB adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas yang dikenal sebagai MOTT ( Mycobacterium Other Than Tuberculoasis ). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru tetapi dapat juga menyerang tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening tulang dan lain-lain. Jenis TB Paru paling banyak ditemukan dibandingkan kasus TB yang lainnya
Jumlah penderita TB meningkat setiap tahunnya, termasuk di Kabupaten Bogor. Tercatat di tahun 2017, jumlah warga penderita penyakit menular tersebut mencapai 17.656 kasus. Keterbatasan pelayanan kesehatan yang menangani TBC membuat penyakit tersebut sulit ditanggulangi. Pemerintah Kabupaten Bogor serius dalam menangani penyakit TB dengan mengeluarkan Peraturan Bupati No. 70 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC di Kabupaten Bogor. Arah kebijakan tersebut bertujuan mewujudkan Kabupaten Bogor Bebas TBC.
Kasus penyakit Tuberkulosis di Puskesmas Cimandala menjadi masalah dan perlu segera diintervensi dan dibuat satu strategi khusus berupa inovasi dalam mengatasi penyembuhan pasien TB Paru, menghindari munculnya MDR dan menurunkan penyebaran penyakit TB Paru di masyarakat . Hal ini perlu dilakukan mengingat terjadi peningkatan angka MDR dan DO penderita TBC tahun 2019.
Berdasarkan masalah tersebut, diperlukan sebuah inovasi untuk menangani dan menurunkan angka prevalensi penyakit TBC, mengingat kondisi penderita TBC di wilayah Puskesmas Cimandala cukup tinggi. Selain itu, dengan jumlah penduduk dan keterbatasan jangkauan, diperlukan terobosan yang dapat menjangkau ke seluruh wilayah Puskesmas Cimandala. Oleh karena itu untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut, Puskesmas Cimandala berserta jajaran lintas program yang didukung Kementerian Kesehatan Rebuplik Indonesia membentuk suatu inovasi yaitu “DARING TB” sebagai langkah pemantauan minum obat penderita TBC melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi sehingga terpantaunya penderita dalam kepatuhan minum obat secara online.
Inovasi ini penting dilakukan, mengigat jangka waktu untuk minum obat bagi pasien TB cukup panjang yaitu 6 bulan. Jika pasien TB mengalami putus minum obat, maka dimungkinkan pasien tersebut menjadi TB resisten dan tentunya memerlukan pennaganan yang lebih lama dan sulit. Oleh karena itu upaya pemanatauan dan dukungan dari berbagai pihak untuk menunjang kesembuhan pasien TB harus berkelanjutan sampai pengobatan mellaui program DOTS tercapai.